Singapura Sebuah negara kecil padat penduduk yang terletak di ujung selatan
Semenanjung Malaya, Singapura berada di choke point bersama dengan
Malaysia dan Indonesia di sepanjang jalur laut penting dunia. Pelabuhan
lautnya menjadi sumber booming-nya ekonomi Singapura, sedangkan Bandara
Internasional Changi sudah terkenal fungsinya di dunia sebagai
penghubung penting bagi wisatawan Asia ke seluruh dunia dan sebaliknya.
Dengan luas total hanya 710.2 km persegi, namun Singapura mampu
membangun militer yang kuat, bahkan dianggap sebagai salah satu yang
terbaik di Asia.
Singapura bergabung dengan program JSF (F-35) pada bulan Februari 2003
sebagai Security Cooperative Participant (SCP). Sebagai SCP, Singapura
diyakini mampu mengeksplor F-35 untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya
sekaligus membentuk kantor programnya sendiri. Meski demikian, awal
ketertarikan Singapura pada varian STOVL F-35 baru muncul pada 2011,
ketika Rolls-Royce mengungkapkan bahwa Singapura meluncurkan studi yang
bertujuan untuk mempertimbangkan akuisisi F-35B.
Dalam sebuah wawancara panjang dengan Defense Writer Group pada Juli
lalu, Komandan Angkatan Udara Amerika Serikat wilayah Pasifik, Jenderal
Herbert J. "Hawk" Carlisle ditanya mengenai minat Singapura untuk
pesawat tempur F-35. Carlisle mengatakan: "Saya sudah berbicara
dengan CDF mereka (Chief of Defence Force Singapura, Letnan jenderal Ng
Chee Meng). Saya berada di Singapura. Singapura memutuskan untuk membeli
model B (F-35B) varian STOVL. Tapi saya tidak tahu mereka akan
menganggarkannya darimana. Saya tahu keputusan itu telah dibuat dan
itulah sebabnya mereka menjadi bagian dari program (program F-35) ini,
tapi saya tidak tahu darimana mereka akan menganggarkannya."
Dengan berkurangnya jumlah landasan pacu di Singapura, memiliki aset
tempur udara seperti F-35B STOVL tentu akan menjadi solusi yang bijak
bagi pemikiran perencana pertahanan Singapura. Ini akan menjadi salah
satu faktor yang pastinya akan dipertimbangkan. Dan upgrade kedua basis
tempur diatas kemungkinan akan mencakup pembangunan lapisan termal
"lilypads" yang akan memungkinkan F-35B mendarat secara vertikal tanpa
gas buang panas dari knalpotnya merusak aspal (landasan). Baca juga :
Ketika F-35 Terlalu Panas untuk Diterbangkan
Meskipun telah menyebut
F-35 sebagai pesawat yang cocok untuk modernisasi armada tempur udara
RSAF, namun Ng juga mengatakan bahwa Singapura tidak terburu-buru
mengambil keputusan.
jika memang Singapura jadi membeli F-35 maka kemungkinan pembelian itu
bukan menjadi pembelian yang terakhir. Dan jika perencana pertahanan
Singapura menilai F-35B memiliki keterbatasan payload (muatan), manuver
dan lainnya karena untuk mempertahankan kemampuan STOVL-nya, maka tidak
salah berspekulasi bahwa Singapura akhirnya akan memilih F-35A CTOL
(lepas dan landas dan mendarat biasa/konvensional).
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment