SUMENEP -Sujiono dan anak buahnya langsung menyisir lokasi kejadian di Desa
Jabaan, Kecamatan Manding, pasca kejadian. Dua truk yang penuh anggota
polisi bersenjata lengkap pun mengepung dua kecamatan. Yakni, Kecamatan
Dasuk dan Kecamatan Manding. Di Desa Jabaan, Kecamatan Manding, itulah
Gede dibacok saat hendak menangkap SR dan ET, target operasi (TO)
pencurian dengan kekerasan (curas).
Polisi terus memburu SR, tersangka pembacokan terhadap Kaur Bin Ops
(KBO) Reskrim Polres Sumenep Iptu I Gede Pranata Wiguna. Tidak
tanggung-tanggung, Wakapolres Kompol Sujiono memimpin langsung perburuan
residivis di Madura maupun Kalimantan itu.
Bukan hanya itu, Sujiono mengomando seluruh Kapolsek di Sumenep agar
menutup akses pelarian dua buron tersebut. ''Dua Kecamatan, Dasuk dan
Manding, kami kepung untuk menutup ruang gerak SR dan ET,'' katanya saat
ikut menyisir.
Siti Aminah, warga Desa Manding Laok, Kecamatan Manding, mengaku takut
saat rombongan dua truk dan mobil ranger yang lain mendatangi desanya.
''Awalnya takut, kok polisi sebanyak itu datang ke daerah kami,''
ujarnya.
Menurut dia, mulai Jum'at sore (17/10) hingga malam, ratusan polisi
memadati lapangan di sekitar rumahnya. Mereka menyebar anggota ke
beberapa daerah dengan menggunakan mobil. ''Tak tahunya mau menangkap
maling,'' paparnya.
Sujiono menambahkan, SR dan ET dikenal sebagai pencuri di Kecamatan
Manding. SR kembali ke Madura karena rekannya, SM, sudah ditangkap di
Kalimantan. ''Di sini (Manding) dia kembali beraksi, meskipun punya
tetangganya sendiri,'' ungkapnya.
Sementara itu, ZH, tetangga pelaku, menyatakan bahwa saat penggerebekan
polisi menyisir tiga rumah SR. Namun, dia tidak ditemukan polisi. Saat
itu ratusan polisi sudah mengepung desa. ''Tapi, warga sudah diberitahu
sebelumnya,'' paparnya.
Hingga kemarin (19/20), polisi masih berjaga-jaga di sekitar rumah
warga. Termasuk rumah SR. Sementara itu, warga tetap beraktivitas
seperti biasa.
Sebagaimana diketahui, I Gede Pranata Wiguna dibacok SR di warung kopi
pinggir jalan Desa Jabaan, Kecamatan Manding, kemarin (18/10) sekitar
pukul 10.00. Korban dilarikan ke RSUD dr H Moh. Anwar, Sumenep, dan
akhirnya dirujuk ke RS Surabaya.
''SR kembali dari Kalimantan sebulan lalu, Mas. Dia buronan polisi sejak
beberapa bulan sebelumnya. Dia lari ke Kalimantan sebulan lalu,''
ungkap, EN, 30, warga desa setempat.
Kapolres Sumenep AKBP Marjoko membenarkan hal itu. Menurut dia,
tersangka yang mengancam keselamatan anggotanya itu merupakan residivis
kelas kakap. Dia menjelaskan, SR merupakan kawanan maling yang
profesional. Aksinya merajalela di mana-mana. ''Ya, dia residivis di
Kalimantan juga. Dia kabur kembali ke Madura dan melanjutkan aksinya di
sini,'' jelasnya.
Perbuatan tersangka, lanjut Marjoko, tidak bisa dibiarkan. Apalagi, dia
sudah berani melukai aparat negara. Tersangka harus secepatnya
ditangkap. Kapan pun dan di mana pun, SR harus diburu dan ditangkap.
''Aksinya sangat berbahaya dan tidak bisa dibiarkan,'' tegas marjoko.
Hanya, pelaku pembacokan versi warga setempat berbeda dengan polisi.
Menurut warga, pembacokan itu ditengarai dilakukan ET, bukan SR.
Namun demikian, keterangan tersebut dibantah Marjoko. Dia mengungkapkan,
pembacokan murni dilakukan SR. Itu diperkuat dengan keterangan yang
diberikan I Gede Pranata Wiguna. ''Kata siapa ET? SR yang membacok.
Bahkan, itu merupakan pengakuan KBO Reskrim sebagai korban,'' paparnya
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment