Peristiwa di Ukraina baru-baru ini telah menyebabkan
hiruk-pikuk media dan pernyataan tajam dari politisi Barat sungguh
membangkitkan minat retorika. Tapi saya tidak ingin membuat pernyataan
mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menjadi penting dengan
menanggapinya. Faktanya adalah, tentara Rusia telah menunjukkan tingkat
profesionalisme yang luar biasa dan operasi di Krimea terjadi tanpa pertumpahan darah. Tidak satu pun tembakan pecah selama peristiwa tersebut dan kini semenanjung sudah berada dalam kondisi tenang.
Rusia tidak ingin membuat kekacauan di Ukraina, karena jelas ini bertentangan dengan kepentingan terbaik Moskow.
Namun, campur tangan Amerika di negara bekas Republik Soviet adalah
bagian dari kebijakan lama yang berlarut-larut untuk melemahkan saingan
Perang Dingin mereka. Pemerintah Amerika jelas tengah mencoba
menciptakan situasi panas di Ukrania untuk melihat seberapa jauh mereka
dapat memprovokasi Rusia.
Mari kita membayangkan situasi jika Moskow mendorong,
mendukung, mensponsori, dan mempersenjatai rezim boneka anti-Amerika di
Meksiko. Akankah Amerika hanya duduk diam? Apakah Amerika Serikat
menolak untuk campur tangan terhadap urusan negara-negara Amerika Latin?
Apakah Amerika mengikuti hukum internasional dalam lingkungannya
sendiri atau di beberapa belahan dunia lain? Bukankah konflik di Irak
pada abad ke-21 jelas-jelas merupakan kasus negara yang diserang dengan
alasan palsu demi perubahan rezim?
Situasi di Ukraina telah membuktikan, tanpa keraguan,
bahwa Amerika dan sekutu NATO-nya tidak lagi dapat melenturkan otot
kekuatan militer mereka dan bertindak seperti tukang gertak global.
Bahaya terbesar bagi perdamaian dunia sejak jatuhnya Uni Soviet telah
datang dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Ketika negara-negara
tersebut perlu dihormati karena kebebasan pers, demokrasi, dan etos
kerja mereka, kebijakan luar negeri mereka sangat cacat. Ini murni
pelanggaran terhadap nilai-nilai beradab untuk menciptakan perang
berdarah demi menggulingkan pemimpin sebuah negara yang seringkali
merupakan pemimpin yang terpilih secara demokratis. Hal tersebut
dilakukan hanya agar rezim boneka dapat melayani kepentingan mereka.
Jika NATO jelas prihatin tentang demokrasi dan hak
asasi manusia maka mereka tidak akan bersikap lunak pada rezim-rezim
seperti Arab Saudi, di mana pelanggaran HAM adalah norma yang diterima.
Tidak ada kekhawatiran bagi demokrasi di negara seperti Pakistan, sekutu
non-NATO Amerika Serikat, di mana tentara benar-benar mengambil semua
keputusan. Barat mendukung rezim apartheid di Afrika Selatan
selama beberapa dekade dan pembuat kebijakan tampaknya sangat antipati
pada Rusia sehingga mereka bahkan siap memiliki pemerintah
ultranasionalis neo-Nazi di Kiev. Kebetulan, Estonia, sekutu Barat yang
setia, baru-baru ini mengatakan bahwa penembak jitu di Kiev sejatinya
adalah produk dari kaum nasionalis dan bukan disponsori oleh Viktor
Yanukovych.
Kekuatan diplomatik Rusia telah meningkat selama beberapa
tahun terakhir dan negara ini telah melakukan perannya semaksimal
mungkin untuk menghentikan pertumpahan darah. Moskow berhasil
menghentikan pemboman Amerika Serikat di Suriah
dan mencegah perang di tempat-tempat seperti Iran. Barat tahu
batas-batasnya sekarang dan tidak akan berani mengambil risiko
konfrontasi militer dengan Moskow yang serupa dengan Perang Krimea. Hal
ini juga meminimalkan risiko kejahilan NATO di negara ketiga.
Integritas Teritorial
Barat telah berhimpun di sekitar “pemerintahan baru”
Kiev dan menyerukan Rusia untuk menghormati integritas wilayah Ukraina.
Tanpa mengambil sikap atas masalah ini, beberapa pertanyaan muncul.
Mengapa rakyat Kosovo memiliki hak untuk merdeka dari Serbia? Mengapa
orang-orang dari Abkhazia tidak memiliki hak yang sama? Mengapa bagian
dari Sudan boleh-boleh saja membuat negara baru yakni Sudan Selatan?
Mengapa pembentukan Timor Timur dianggap adil? Jika hukum internasional
diukir dalam batu, mengapa hukum ini hanya berlaku untuk negara-negara
tertentu dan bukan untuk yang lain? Di mana kita dapat membuat batas
antara hak-hak demokratis asli dan pelanggaran hukum internasional? Ini
adalah pertanyaan yang sangat sulit dijawab.
0 komentar:
Post a Comment