Kalashnikov atau AK-47, merupakan salah satu senjata paling populer di dunia. Namun, disebut BBC, Rabu, 3 Desember 2014, perusahaan yang sangat mengandalkan pada pasar ekspor itu, merupakan salah satu yang menjadi sasaran sanksi dari Eropa.
AK-47 termasuk daftar senjata yang murah, namun dapat diandalkan kemampuannya, serta mudah untuk dibuat dan dirawat. Sehingga senjata itu sangat populer digunakan oleh kelompok militan, gerilyawan pemberontak, hingga pasukan nasional di Asia dan Afrika.
Lebih dari 100 juta Kalashnikov telah terjual di seluruh dunia. Tapi, pencipta senapan itu, seorang purnawirawan Jenderal Soviet, Mikhail Kalashnikov, yang meninggal tahun lalu, tidak pernah mendapatkan keuntungan dari penjualan.
Pada acara pameran di Moskow, Selasa, 2 Desember 2014, pabrik yang kini dikenal sebagai Kalashnikov Concern, memperkenalkan logo baru mereka yang terdiri dari huruf K dan C. Seorang perempuan berbusana hitam, berkeliling memperlihatkan model baru AK-47.
Sementara orkestra memainkan musik klasik, yang membangkitkan patriotisme Rusia. Pabrik itu juga memiliki dua slogan baru, "Melindungi Perdamaian" dalam bahasa Inggris, dan "Senjata Perdamaian" dalam bahasa Rusia.
CEO Kalashnikov, Alexei Krivoruchko, mengatakan, perusahaannya berniat untuk memodernisasi produksi dan membuat 300.000 senapan setiap tahunnya, pada 2020. Perusahaan itu telah menjual 140.000 senapan, sepanjang 2014.
Sanksi yang dijatuhkan pada Rusia, dilaporkan telah membuat tertundanya 200.000 pesanan senapan yang akan dijual di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Sanksi juga menyebabkan dibatalkannya kampanye marketing, yang melibatkan aktor Steven Seagal.
0 komentar:
Post a Comment