Kisah Para Sedadu Jerman Yang Bergabung Dengan Gerilyawan Indonesia

Kisah Para Sedadu Jerman  Orang-orang Jerman juga pernah terlibat dalam kecamuk Perang Kemerdekaan di Indonesia. Dalam Arca Domas - Ein Deutscher Soldatenfriedhofin Indonesien (yang edisi Indonesianya diberi judul "Sejarah dari Tugu Peringatan Pahlawan Jerman di Arca Domas, Indonesia” Antara 1942-1945),

Herwig Zahorka menulis bahwa sebagai sekutu Dai Nippon, Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) menempatkan 42 kapal selam di perairan Indonesia. Mereka kerap terlibat dalam duel bawah laut dengan armada kapal selam Sekutu yang datang dari perairan Australia. Sebagai basis mereka menjadikan sebuah markas yang saat ini terletak di wilayah Pasar Senin, Jakarta Pusat. Sedangkan untuk peristirahatan para awak kapal selam yang sudah bertugas, mereka menyulap kawasan salah satu afdeling Perkebunan Teh Gunung Masyang terletak di Cikopo (masuk wilayah Puncak) menjadi sebuah tempat peristirahatan yang sangat nyaman. “Begitu pentingnya posisi Cikopo, hingga para prajurit Angkatan Laut Jerman menyebutnya sebagai “U-Boots-Weide” (padang rumput untuk kapal selam),” ujar Herwig Zahorka, sejarawan militer Jerman di Indonesia yang saat ini berdomisili di Bogor. 14 Agustus 1945, Jepang kalah.

Kekalahan ini menjadikan 260 marinir Jerman sebagai tawanan Tentara Inggris yang datang kemudian ke Jawa. Soal tawanan ini kemudian diserahkan Inggris kepada Belanda. Maka untuk lebih memudahkan pengawasan, ratusan anggota AL Jerman tersebut dibuang ke Onrust, sebuah pulau bekas galangan kapal VOC dan karantina para penderita kusta di era Hindia Belanda.

Di Onrust, para tawanan perang ini mendapat perlakuan yang sangat buruk dari Belanda. Begitu buruknya, sehingga banyak orang-orang Jerman yang mati dimakan penyakit demam berdarah, malaria dan kelaparan. Sebagian yang masih hidup, bertahan dalam penderitaan. Banyak dari mereka yang coba melarikan diri dari "neraka" di kepulauan Seribu itu. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal dan ditembak mati seperti seorang prajurit AL Jerman bernama Freitag. Menurut Zahorka, yang berhasil lari dari “neraka Onrust” tercatat ada 2 orang. Namanya Werner dan Losche, yang merupakan anggota Kriegsmarine dari U-219.

Begitu lolos dan mendarat kembali di Pulau Jawa, konon kedua serdadu Jerman itu memutuskan bergabung dengan para gerilyawan Indonesia. Salah seorang dari mereka yakni Losche bahkan gugur akibat kecelakaan saat merakit sejenis alat pelontar api di sekitar wilayah Jakarta. Dari Onrust, serdadu-serdadu Jerman itu lantas dipindahkan ke Penjara Glodok. Saat di Glodok ini terjadi sebuah kehebohan saat beberapa personil Kriegsmarine dari U-195 nekat kabur dan bermaksud menggabungkan diri dengan para gerilyawan Indonesia. Sayang usaha itu gagal. Mereka pada akhirnya tertangkap kembali di Pasar Pesing, Jakarta pada 1946. Info Keprajuritan
SHARE

SFI

ADMIN DARI INFO-KEPRAJURITAN.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment