Menhan Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media

Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan.

Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut. Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang. "Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas.

Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014). Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop". "Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia. Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan,

kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp 160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI. Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014.

Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi. KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter.

Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap. Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.
SHARE

SFI

ADMIN DARI INFO-KEPRAJURITAN.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Saya simpati dengan Jendral yang satu ini.. Apapun yg beliau lakukan tentang keamanan Indonesia, saya sepakat.. hanya saja saya miris kalau beliau tidak bisa mencegah pemerintah jadi impor kapal dari china.. kl jadi malu-maluin saja, kita produksi kapal dan dibeli asing, pemerintah katanya justru mau impor dari china..

    ReplyDelete