Spesifikasi :
Awak : 4 – 9
Panjang : 4 meter
Lebar : 1,9 meter
Tinggi : 1,9 meter
Wheel base : 2,8 meter
Berat kosong : 1,5 ton
Frame body : Tubular Steel
Cover body : Alumunium
Mesin : Turbo diesel injection 3.000 cc
Tangki BBM : 60 liter
Sejak Kopassus TNI AD kondang mengoperasikan jeep tempur Flyer 4×4 buatan Australia, di era reformasi berturut-turut satuan elit lain di lingkungan TNI juga ingin mendapatkan porsi penugasan dalam model pertempuran jarak dekat. Maklum saja, dimensi teror kian dinamis, sehingga setiap matra juga dituntut punya peran anti teror sesuai dengan wilayah penugasannya.
Setelah Kopaska TNI AL yang mengoperasikan P3 Cheetah, Detasemen Bravo (Den Bravo) sebagai pasukan elit yang usianya paling muda di lingkungan TNI, karena baru dibentuk tahun 1990, juga kedapatan rantis berupa jeep berkemampuan pertempuran jarak pendek. Dan jadilah kemudian Den Bravo mempunya DMV-30, dalam dua varian, yaitu DMV-30T (Tubular) dan DMV-30 (Armored).
•DMV-30T
DMV-30T Bravo memiliki arti Dirgantara Military Vehicle, kendaraan ini menggunakan mesin berkapasitas 3.000 cc dan rangka pipa baja tubular. Dari semula rantis spesial ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan kecepatan operasional tempur bagi regu pasukan khusus. Maka itu, rantis ini harus memenuhi syarat ringan namun handal, kuat serta memiliki mobilitas tinggi nan lincah.
DMV-30T Bravo memiliki arti Dirgantara Military Vehicle, kendaraan ini menggunakan mesin berkapasitas 3.000 cc dan rangka pipa baja tubular. Dari semula rantis spesial ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan kecepatan operasional tempur bagi regu pasukan khusus. Maka itu, rantis ini harus memenuhi syarat ringan namun handal, kuat serta memiliki mobilitas tinggi nan lincah.
Seperti halnya Flyer 4×4 Kopassus dan P3 Cheetah yang dipakai Kopaska, bodi DMV-30T didesain tanpa baju alias telanjang, dan disinilah peran rangka pipa tubular tadi. Meski terlihat kurus namun jangan salah, konstruksinya sangat tangguh walau menghadapi medan off road paling ekstrim sekalipun. Selain itu rangka pipa juga sanggup melindungi para awak di dalamnya walau kendaraan terguling atau terbalik. Bagi satuan elit yang punya tugas anti teror, desain bugil ini membuat prajurit bebas dan cepat bergerak keluar masuk dalam kondisi penyergapan musuh.
Kelebihan lain dari konstruksi ini adalah bobot rantis yang menjadi ringan. Kendaraan ini makin lincah bermanuver di kerapatan hutan maupun jalan sempit dalam perang kota. Tapi seperti halnya Flyer 4×4 dan P3 Cheetah, kekurangannya terletak pada zero protection bagi pasukan yang menggunakannya bila terjebak dalam perang medan terbuka. Meraka akan jadi sasaran tembak yang empuk.
DMV-30T diawaki empat orang. Rantis ini dilengkapi senapan mesin sedang, masing-masing FN Minimi kaliber 5,56 mm disamping pengemudi, dan senapan mesin FN MAG GPMG kaliber 7,62 mm di bagian atas pengemudi, ditempatkan pada dudukan atas roll bar. Kedua senapan mesin cukup handal untuk menyapu sasaran hingga radius 500 hingga 800 meter. Bahkan bila lawan yang dihadapi lebih ganas, DMV-30T pun dapat dipasangi SMB (senapan mesin berat) macam browning M2HB atau CIS 5.0 kaliber 12,7 mm. Agar punya daya gempur lebih sadis lagi, bisa pula pelontar granat otomatis AGL 40 dipasang di dudukan roll bar. Menyadari bahwa sang operator, Paskhas TNI AU punya rudal MANPADS SHORAD QW-3 buatan Cina, maka rantis ini juga dirancang nantinya untuk bisa menggotong rudal ini agar mobilitasnya dapat meningkat.
Agar memudahkan dalam operasional dan perawatan, serta tentunya irit bahan bakar, DMV-30T ditenagai mesin diesel 3.000 cc direct injection dengan sistem tranmisi otomatis. Kapasitas tangki internal di bagian belakang bodi mampu menampung 50 liter solar. Rantis ini mampu beroperasi dalam kurun waktu delapan jam. Sebagai tambahan, dua tangki eksternal menempel di samping belakang kiri dan kanan badan.
Peralatan lain sebagai kelengkapan survival di lapangan ada kapak dan skop yang ditempatkan di spatbor depan. Rantis berpenggerak 4×4 ini menggunakan heavy duty rigid axel serta suspensi double coil spring agar tetap nyaman di medan dengan kontur ekstrim, serta memiliki ground clearance yang tinggi agar mampu melibas parit, kubangan air atau lumpur dengan mudah.
•Proses Kelahiran DMV-30T
Digadang untuk Paskhas TNI AU, nyatanya kendaraan ini juga tak lepas dari keterlibatan industri dirgantara, yakni ada campur tangan PT DI (Dirgantara Indonesia). Lewat divisi Engineering Service (ES) PT DI terwujudlah kemudian DMV-30T yang secara khusus memang diperuntukkan bagi Paskhas. Pesanan awal rantis ini harus bisa diselesaikan dan diserahterimakan saat perayaan HUT Koprs Paskhas 17 Oktober 2007 di Lanud Sulaiman, Bandung. Dan jadilah proses penggarapan kendaraan tempur ini harus dituntaskan dalam waktu singkat. Kabarnya ES PT DI hanya membutuhkan waktu 15 hari siang malam untuk menyelesaikan DMV-30T.
Digadang untuk Paskhas TNI AU, nyatanya kendaraan ini juga tak lepas dari keterlibatan industri dirgantara, yakni ada campur tangan PT DI (Dirgantara Indonesia). Lewat divisi Engineering Service (ES) PT DI terwujudlah kemudian DMV-30T yang secara khusus memang diperuntukkan bagi Paskhas. Pesanan awal rantis ini harus bisa diselesaikan dan diserahterimakan saat perayaan HUT Koprs Paskhas 17 Oktober 2007 di Lanud Sulaiman, Bandung. Dan jadilah proses penggarapan kendaraan tempur ini harus dituntaskan dalam waktu singkat. Kabarnya ES PT DI hanya membutuhkan waktu 15 hari siang malam untuk menyelesaikan DMV-30T.
Dalam tahap pertama, DMV-30T akan dibuat sebanyak 12 unit untuk menggantikan/melengkapi kendaraan taktis ringan Paskhas yang sudah dimakan usia, seperti Land Rover.
Kendaraan 4×4 ini dengan bentuk terbuka berbalut rangka pipa baja diberi nama DMV-30T (Tubular). Tampilan bugil ini memang memiliki kekurangan dalam perlindungan buat awak, tapi kelebihannya adalah membuat prajurit lebih cepat dan leluasa dalam pergerakannya. Rantis ini digunakan untuk pertempuran jarak dekat, bisa membawa lima hingga sembilan personel bersenjata lengkap. Dua dudukan senapan mesin ringan kaliber 5,56 mm dan diatas untuk senapan kaliber 7,62 mm.
0 komentar:
Post a Comment